Rabu, 15 Desember 2010

Menjalani Masa Kemoterapi

Ketika diagnosa itu menghampiriku,aku tidak begitu terkejut karena aku telah mempersiapkan diriku jauh-jauh hari untuk membuka hasil diagnosa! aku mencoba tersenyum dan berusaha berdiri tegak disaat aku sebenarnya ingin rebah dan tak mau bangun lagi menghadapi kenyataan,tapi itu tidak akan mungkin karena itu aku memilih untuk tetap santai karena tak ada yang dapat aku lakukan sebab pilihan hanya tiga bagiku : bunuh diri,hidup dengan menikmatinya lalu mati pelan-pelan karena depresi dan rasa sakit atau hidup dan berjuang mengalahkannya?!.
Seketika itu jg hidupku berubah total .Obat-obatan jadi makanan pokok,mondar-mandir rumah sakit,belajar menyuntik karena aku harus bisa menginjeksi diri sendiri disaat yang tak terduga,aktifitasku banyak berkurang, penuh dengan kebohongan krn aku selalu ingin tampil kuat dan baik-baik saja,menangis disaat sendiri, tidak tidur dimalam hari,dibakar dibawah sinar kemo dan masih banyak lagi....! sebab kenyataan yang harus kamu terima saat kamu sedang sakit adalah "kamu memiliki penyakit dan penyakit itu memiliki dirimu" 
Ya,dia memilikimu,mempengaruhi kehidupanmu,mengambil sel-sel tubuhmu,menggangu jiwamu, menyiksamu dangan rasa sakit kapan saja ia mau!
aku selalu memastikan bahwa aku bisa membalas mereka! ketika mereka ingin membuatku rebah karena rasa sakit,aku akan berusaha sekuat mungkin untuk berdiri kalau masih sampai aku benar-benar tidak bisa melawan lagi.... namun harus kuakui mereka lebih sering menang! karena itu aku harus memelih obat untuk membantuku, RITUXAN sejenis "bom pintar"yang bs meningkatkan efektifitas sistem kekebalan tubuh. tanpa mengganggu sel-sel yang sehat,obat ini memburu sel-sel kanker lalu melekatkan diri pada sel2 itu dan meledakkan diri bersama sel kenker itu. lalu aku jg memakai ZEVALIN yang bisa mengikat isotop radio aktif pada RITUSAN yang mengubahnya menjadi semacam "hulu ledak nuklir" untuk membunuh sel penyakit ini.
saat obat2 ini bereaksi "berkejar-kejaran dengan penyakit dan meledakan diri" aku  merasakan sakit yang sangat! Diawal aku mencoba bertahan tetapi tetap saja air mataku mengalir,lama kelamaan itu menjadi biasa dan aku bisa berdamai dengan rasa sakit itu (kebal).
Namun aku benar-benar meronta-ronta,suatu pagi saat harus menelan obat kemoterapi. Aku benar-benar tidak suka efek samping yang memuakkan dari obatnya : mual,sakit kepala,radang mulut,mata buram,nyeri tulang,dan rasa lelah yang berlebihan. Aku benci dengan proses perawatan yang melemahkan semangat,dan mewarnai  hidupku dengan warna kelabu. Aku benci dengan obat2an yang membuatku menjadi wanita cengeng,mudah marah dan gusar dengan kelemahanku. Aku ingat,aku sering membuang obat2 itu ketempat sampah,tetapi ketika penyakit itu datang lagi dengan serangan luar biasa seakan tahu kalau aku membuang obat,aku mengais-ngais lagi tempat sampah dengan tangan yang sudah gemetaran! berkali-kali hal itu terjadi baru aku menyadari,kalau penderitaan yang harus aku tanggung akan efek samping obat itu,sebanding dengan apa yang dilakukan obat itu padaku! Mereka seperti satpam penjaga yang mencegah kambuhnya penyakit itu, mereka juga meringankan penyakit yang berhasil kambuh,jadi aku mendapatkan keuntungan ganda,dan kini aku tak pernah membenci atau mencampakkan mereka,karena mereka baik padaku!
Orang2 sakit mungkin banyak yang seperti aku,bahkan orang sakit pada zaman Yesuspun tidak selalu menyaukai penyembuhan yang harus mereka jalani. Butuh waktu untuk bisa menerima keadaan! Tetapi keputusan ada ditangan kita! Hanya tiga hal yang aku butuhkan untuk membuat keputusan "iman,pengharapan dan kasih" aku beriman ini akan berlalu,aku selalu berharap pada kekuatanNya karena aku tidak punya banyak kekuatan untuk menjalani ini,dan dengan kasih aku ingin orang-orang tahu bahwa banyak yang dapat kamu lakukan dihari-hari sehat yang dikaruniakan padamu,jangan menunggu sampai tergeletak untuk menyadari apa yang dapat kamu lakukan untuk Tuhan,sesama dan dirimu!
"sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap,gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya"
'kini aku dapat pastikan penyakit ini tidak lagi memilikiku,aku yang memilikinya'

4 komentar:

  1. Nice story and I am so sad to hear that, I don't know what to say....

    Get well soon....nothing to worry about, just let it flow...life only today...we never know what will happen tomorrow...

    A miracle is waiting

    BalasHapus
  2. Sama dengan Slamet, aku juga tidak tahu apa yang harus kukatakan. Barangkali karena kurang pengalaman. Kutunggu ceritamu selanjutnya.

    BalasHapus
  3. Menarik dengan apa yg kamu tuliskan...
    Smangat berkarya dengan segala hal yang melekat di dalam pemikiranmu...!!!
    Jangan pernah putus aSa di saat kamu melihat keadaan sekitarnya sedang mati...

    BalasHapus
  4. Dear Yusti, saya banyak terinspirasi dengan apa yang sudah kau lakukan selama ini dan saya selalu bangga punya sosok sahabat seperti dirimu yang sampai detik ini kamu masih bisa tersenyum, tertawa bahkan melakukan hal2 yang menurut saya luar biasa ditengah-tengah dirimu mengidap penyakit ini..
    semangat ya sist...

    BalasHapus